PERANAN ROH KUDUS DALAM KONTEKS
KESELAMATAN
Pendahuluan
Peranan
Roh dalam kehidupan manusia memiliki latar belakang dari kegagalan manusia melakukan perintah Allah. Manusia
pertama yaitu Adam dan Hawa pada awalnya diciptakan serupa dan segambar dengan
Allah, dan mereka diberikan Roh kehidupan sehingga manusia itu hidup. Ketika
manusia gagal untuk menuruti kehendak Allah maka saat itu juga ia harus
menerima konskwensi logis dari pelanggaran terhadap perjanjian Allah. Artinya
bahwa manusia bukan hanya sekedar kehilangan berkat ketaatan yaitu berkuasa
atas bumi dan seluruh isinya tetapi juga kehilangan kesempatan di dalam
kehidupan kekal. Keselamamatan yang terhilang itu mencakup hal – hal yang
bersifat fisik dan roh. Itulah sebabya manusia kehilangan kendali atas
kehidupan dan cenderung menuruti keinginannya yang berdosa di dalam mencapai
tujuan hidupnya (Kej. 1: 27; 2: 7; 2: 17;
3: 17, Kej. 6: 3,5 ). Peranan Roh Kudus dapat dilihat dari hakikat Roh dan manifestasiNya
untuk mewujudkan keselamatan, atau Allah memberikan kembali RohNya di dalam kehidupan manusia. Sekalipun
Roh Kudus di dalam kehidupan manusia pertama dan kemudian setelah kejatuhan, tidak
lagi mengidentifikasikasi kemanusiaan yang sama. Karena lebih menekankan pada
muatan penyelamatan manusia dari dosa, berbeda dengan sebelumnya manusia hanya
dituntut untuk taat pada perintah Allah tanpa adanya natur dosa yang membebani.
Kemanusiaan Adam diciptakan dan dibentuk dalam kesempurnaan, berbeda dengan manusia sesudahnya yang sudah
dikandung dan dilahirkan didalam dosa (Kej. 1:31; ). Di dalam memberi
pengertian tentang peranan Roh Kudus maka selayaknya dipandang dalam persfektif
penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus.
A.
Penyertaaan
Allah bagi Orang Percaya
Roh
Kudus di dalam kehidupan manusia adalah sehakekat Roh Allah, Roh Kristus, Roh, Roh
Kudus yang menekankan pada aktivasi Roh
yang memberikan kehidupan. Roh Kudus atau parakletos sebagai penolong
mengidentifikasi pribadi Roh Kudus atau suatu pribadi yang lain dari Allah yang
berfungsi sebagai penolong bagi orang percaya. Penolong atau pribadi yang lain
memberikan pemisahan yang jelas antara Roh Kudus dalam status keAllahanNya
dengan roh manusia, serta jiwa dan seluruh aspek yang terkandung di dalamnya
sebagai mahluk ciptaan. Roh secara absolut
yang menunjuk kepada Allah yang adalah Roh, baik di dalam Yesus ( Allah yang
menjelma menjadi manusia) maupun di dalam kehidupan orang percaya. Jadi Sekalipun
Ia berada di dalam diri manusia tetapi tidak identik dengan manusia itu sendiri
atau dengan kata lain Allah bukanlah manusia demikian juga sebaliknya. Tetapi
hal itu tidaklah mempengaruhi hakekat Allah di dalam Roh Kudus sekalipun dimaksudkan
untuk menuntun dan memimpin manusia yang masih memiliki kehendak dan keinginan.
Roh Kudus tidak mengambil alih atau mengendalikan dengan cara memaksa, sehingga
ia dapat dipadamkan didukakan atau bahkan dihujat. Roh Kudus bekerjasama dan
dapat mengendalikan sepenuhnya jika orang percaya memiliki ketaatan dan
penyerahan secara total kepada kehendak Allah. Jadi Roh Kudus adalah suatu
pribadi yang lain dari Allah yang berfungsi sebagai penolong yang mendiami
kehidupan manusia untuk melakukan kehendak Allah. Di dalam hal inilah
penyertaan Allah di dalam kehidupan orang oercaya digenapi oleh Roh Kudus
(Matius 28: 20).
B.
Baptisan
Roh Kudus
Roh
Kudus sebagai wujud dari penyertaan Allah didalam kehidupan orang percaya dan
pemeliharaannya terhadap dunia dan berperan sebagai penolong yang memampukan
manusia untuk melakukan kehendakNya (band. Matius 28: 20b). Sebagai jaminan agar keselamatan yang diperoleh di dalam Yesus
Kristus tetap terpelihara. Mengapa hal ini terjadi adalah disebabkan bahwa
berdiamnya kembali Roh Kudus di dalam kehidupan manusia memiliki landasan untuk
menyatakan karya keselamatan yang telah diperoleh melalui iman percaya kepada
Yesus Kristus. Itulah sebabnya orang percaya sekalipun sudah menerima baptisan
air sebagai tanda pertobatan tetapi untuk mencapai kehidupan Roh hanya akan
mungkin oleh Baptisan Roh Kudus (Mat. 3: 11). Bahkan Yesus yang adalah Allah
yang menjelma menjadi manusia diurapi oleh Roh Kudus (Mat. 3:17). Apakah
ketuhanan Kristus berbeda kalau seandainya tidak dipenuhi oleh Roh Kudus?
Tujuannya bukan untuk membandingkan melainkan kehadiran Roh Kudus adalah bagian
dari perananNya sebagai penolong di dalam Tuhan yang menjadi manusia. Didalam menanggapi hal ini, orang Kristen
memiliki pandangan yang berbeda – beda. Alkitab menegaskan manusia diselamatkan
oleh iman, sehingga kepercayaan pada Yesus, dijadikan sebagai tolok ukur apakah
seseorang telah selamat atau tidak selamat. Untuk diselamatkan dan memperoleh
hidup yang kekal tidak ada jalan lain kecuali dengan percaya pada Yesus dengan
bukti telah dibaptiskan dengan air di dalam nama Tuhan Yesus. Agar keselamatan
yang telah diberikan dapat tetap terjaga dan terpelihara sempurna sampai kepada
kekekalan Roh Kudus hadir untuk menolong orang percaya. Persoalannya adalah jika hanya pada tahap
percaya Alkitab menegaskan bahwa Iblis pun percaya dan mereka gemetar (Yak. 2:
19). Tetapi Baptisan Roh Kudus bukanlah sebuah tanda pertobatan atau
mengidentifikasi seseorang telah diselamatkan melainkan memampukan atau memberi
kekuatan atau kuasa bagi orang percaya mencapai tujuan dan rancangan Allah
sejak kekekalan dan sampai kekekalan.
C.
Dipenuhi
Oleh Roh Kudus
Kepenuhan
Roh Kudus yang terjadi di dalam kehidupan orang percaya ditandai dengan karunia
Roh Kudus dan Buah Roh Kudus. Kedua hal ini berkaitan secara langsung dengan
proses kedewasaan orang percaya untuk mencapai ketaatan penuh kepada kehendak
Allah. Yaitu apakah seseorang telah menjadi pelaku Firman Tuhan dan hidup dalam
iman serta dan hidup yang dipenuhi dengan kuasa melalui tanda – tanda heran dan
mujizat yang dikerjakan oleh Roh Kudus (band. Mark. 16: 17 – 18). Tidak dimaksudkan sebagai tanda apakah
seseorang sudah diselamatkan atau tidak diselamatkan tetapi kepenuhan Roh Kudus
adalah proses lanjutan dimana orang – orang yang lahir baru dibentuk untuk
memiliki jati diri yang menunjukkan identitas sebagai anak – anak Allah. Di
dalam kepenuhan Roh Kudus orang percaya mengalami kehidupan rohani yang
dibuktikan dengan kemauan untuk menyalibkan keinginan daging dan memikul
salib. Karena tujuan dari suatu kepenuhan bukan pada suatu unsur hirarki atau menduduki
posisi kekuasaan tertentu untuk menyamai Allah melainkan mencapai keserupaan di
dalam Yesus Kristus. Jadi jaminan kepenuhan
Roh Kudus adalah memberikan kemenangan bagi orang percaya terhadap dosa sehingga rancangan keselamatan di dalam Yesus Kristus,
tidak dapat digagalkan oleh dosa.
D.
Karya
Roh Kudus
Karya
Roh Kudus tentu saja menimbulkan dinamika kehidupan orang percaya yang akan
membedakan antara orang percaya dan tidak percaya bahkan perbandingan pertumbuhan
dan kedewasaan seseorang di dalam Kristus. Roh Kudus dalam hakekat kekudusanNya
tentu akan membangun sebuah kehidupan yang terpisah dari sifat – sifat duniawi
(Roma 15:16; Tit. 3:5). Karena karya Roh Kudus
adalah bagian dari keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus maka orang
percaya akan digerakkan oleh kehidupan roh (1 Kor. 6: 19). Mendudukkan dan menempatkan posisi orang
percaya sebagai garam dan terang dunia melalui kesaksian dan pemberitaan kabar
baik yang menyelamatkan (KPR 1: 8). Orang percaya tidak lagi dikuasai oleh
sasaran dan keinginan duniawi tetapi pada tujuan yang kekal sesuai dengan
rencana Allah untuk menyelamatkan jiwa – jiwa bagi Kerajaan Allah (1 Ptr1: 12;
KPR
4: 31). Manusia di dalam Roh Kudus menunjukkan manifestasi Kerajaan Allah di
dalam damai sejahtera dan sukacita oleh penghiburan Roh Kudus (KPR 13:52; Roma
15: 13). Serta hidup kudus dan tidak bercela sampai kedatangan Yesus yang kedua
kali untuk menjemput saleh – salehNya. Hidup kudus adalah karakter dan sifat –
sifat dari pribadi Allah yang sempurna dan tanpa dosa. Karya Roh Kudus
merupakan jaminan bahwa orang – orang percaya dapat mencapai standard yang
ditetapkan untuk serupa dan segambar dengan
Allah, baik di dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang di
dalam kekekalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar